Jembatan Mayor Syamsudin Uban atau lebih dikenal sebagai sebutan Jembatan Kuning diambil dari nama Bupati Merangin saat itu Mayor Syamsudin Uban yang meninggal di Jambi saat melakukan tugas dikarenakan sakit , pemberian nama Mayor Syamsudin Uban sendiri bertujuan untuk mengenang jasa-jasa beliau karena berkontribusi besar dalam pengaruh perkembangan pembangunan Kabupaten Sarko.
Jembatan Mayor Syamsudin Uban turut menjadi saksi agresi militer belanda II di Indonesia jembatan tersebut diputus untuk memperlambat pergerakan belanda masuk kedaerah-daerah terpencil khususnya di Kabupaten Merangin.
Setelah Agresi Belanda II Usai pada tahun 1970 atas hadiah dari Panglima Kodam IV Sriwijaya yang mengutus Pasukan Zeni ( Kalau sekarang bagian PU. Red ) . Pembangunan dilakukan secara berkesinambungan dan memakan waktu tidak kurang dari 1 tahun.
Setelah Agresi Belanda II Usai pada tahun 1970 atas hadiah dari Panglima Kodam IV Sriwijaya yang mengutus Pasukan Zeni ( Kalau sekarang bagian PU. Red ) . Pembangunan dilakukan secara berkesinambungan dan memakan waktu tidak kurang dari 1 tahun.