Hubungi Kami

 

Butet Manurung Sokola Rimba

Butet Manurung

Saur Marlina Manurung , Lulusan Antropologi Universitas Pajajran kelahiran Jakarta , Pemilik 2 gelar kesarjanaan Sastrawan, Pendiri PDS H.B. Jassin , sastra Indonesia dan Guru Besar Antropologi pada Universitas Indonesia (1962-1999). Lahir pada 21 Februari 1972 tahun silam dan Pendiri Sokola Rimba

Awal Mula

berawal dari pekerjaannya sebagai pemandu wisata Taman Nasional Ujung Kulon 1999 , saur marlina manurung membaca iklan harian Kompas yang mencari fasilitator  Pendidikan alternatif bagi suku asli orang rimba, iklan inilah yang kemudian menggugah batinnya untuk memantapkan hati menerima jalan takdirnya.

Butet begitu dia biasa dipanggil dalam sehari-hari, merasa sangat prihatin atas penindasan yang dilakukan oleh "orang luar" ( masyarakat kota . red ) yang acap kali merampas hak mereka dengan bermodalkan selembar kertas dengan alasan bahwa itu adalah penghargaan dari pihak kecamatan atas usaha keras mereka dalam pelestarian hutan. Dengan pembubuhan cap jempol dan uang ganti rugi yang kecil "masyarakat" ini tidak menyadari bahwa itu adalah penipuan yang mencoba merampas hak mereka. sungguh ironi yang patut dipertanyakan karena kenyataannya masyarakat tersebut tidak pernah bersinggungan dengan pihak luar bahkan merekalah yang menjadi salah satu aktor dibalik layar yang menjaga hutan belantara sehingga kita sampai hari ini masih dapat menghirup udara dengan bebas.

Datang dari kota berbekalkan informasi dan tekad yang kuat butet tidak langsung tidak langsung menjadi pengajar , tapi terlebih dahulu ia harus memperhatikan berbagai pola kehidupan disana  , mulai dari adat istiadat , pantangan yang tidak boleh dilanggar , pola hidup bahkan pola mereka berpindah, hal tersebut tidak langsung mendapat respon yang positif dari suku anak dalam (kubu) karena menurut mereka pendidikan adalah kebudayaan  luar yang tidak harus di ikuti. Namun itulah butet , dengan semangat dan dedikasi yang tinggi , pantang menyerah menghadapi penolakan dan intimidasi pihak yang tidak senang terhadap itikad baiknya , pelan pelan butet mulai menyadarkan betapa pentingnya arti pendidikan, berbekal sebuah dangau kecil yang sewaktu waktu dapat dirubuhkan badai , disaat siang atap dangau tidak mampu menahan panasnya terik matahari dikarenakan pembangunan yang dilakukan hanya dari bahan bahan yang terdapat dihutan. namun butet tidak pernah berkecil hati , banyak cemooh dan tanggapan miring yang dilontarkan kepadanya , namun hal tersebut dianggap sebagai cambuk semangat bahwa ia dapat membuktikan bahwa masyarakat rimba juga mampu menjadi orang yang memiliki pendidikan.

Metode Pengajaran



Dalam hal pengajaran butet menggunakan metode yang mudah di mengerti oleh masyarakat tersebut , misalnya huruf A diumpamakan sebagai atap rumah , huruf C diumpamakan sebagai gagang panci , huruf I diumpamakan batang pohon yang tegak lurus , begitu seterusnya . mengingat mereka belum pernah mengenyam pendidikan apapun sebelumnya.

Butet mulai mencanangkan programnya , yaitu sokola rimba ( sekolah rimba ) dan Jika ada yang bertanya letaknya , dengan mudah butet menjawab koordinat 01' 05' LS - 102' 30' BT."











Penghargaan


  • Woman of The Year penghargaan dari ANTV 2004
  • Heroes of Asia Awards 2004
  • Kategori wanita paling berpengaruh majalah globe tahun 2007

Jumlah Komentar

Author

Halo Merangin

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply